industri rumput laut
Produksi rumput laut Indonesia, khususnya jenis-jenis rumput laut yang tumbuh di daerah tropis adalah yang terbesar di dunia. Kontribusi Indonesia dalam bahan baku sudah diakui internasional, tetapi peran dan kontribusi Indonesia dalam industri pengolahan rumput laut masih harus ditingkatkan dan masih memiliki peluang cukup besar, seperti untuk industri agar-agar dan industri karaginan. Program pengembangan industri rumput laut nasional, sejalan dengan program-program pembangunan sektor dan pengembangan komiditi lainnya, terutama dalam hal pro-job, pro-poor dan pro-growth.
Lemahnya penguatan struktur industri rumput laut nasional, menyebabkan Indonesia masih dikendalikan oleh buyer dari luar. Karenanya langkah yang harus segera dilakukan adalah memprogramkan penguatan struktur industri rumput laut nasional dari hulu ke hilir. Membuat “cetak biru (blue print)” pengembangan industri rumput laut nasional yang berkelanjutan, dengan strategi pencapaiannya 5 sampai 10 tahun kedepan, juga merupakan hal yang mendesak untuk dilakukan. Tentunya dengan melibatkan berbagai pihak pemangku kepentingan, termasuk para pelaku usaha.
Program yang bersinergi dan terkoordinasi dengan baik antar kementerian terkait-dari pihak pemerintah- dan para pelaku usaha di pihak lain seperti para petani, pedagang, eksportir, dan industri pengolah, termasuk di dalamnya lembaga keuangan Bank dan non-bank, akan menjadi kunci keberhasilan pencapaian “cetak biru” pengembangan industri rumput laut nasional secara berkelanjutan.
Untuk keperluan tersebut di atas, Tim Rumput Laut BPPT bekerjasama dengan Indonesian Seaweed Society (Masyarakat Rumput Laut Indonesia) dan Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) melakukan kajian dan perumusan strategi pengembangan industri rumput laut nasional secara berkelanjutan, sebagai bahan masukkan bagi kementrian terkait, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi serta para pelaku usaha lainnya yang terkait.
Program yang bersinergi dan terkoordinasi dengan baik antar kementerian terkait-dari pihak pemerintah- dan para pelaku usaha di pihak lain seperti para petani, pedagang, eksportir, dan industri pengolah, termasuk di dalamnya lembaga keuangan Bank dan non-bank, akan menjadi kunci keberhasilan pencapaian “cetak biru” pengembangan industri rumput laut nasional secara berkelanjutan.
Untuk keperluan tersebut di atas, Tim Rumput Laut BPPT bekerjasama dengan Indonesian Seaweed Society (Masyarakat Rumput Laut Indonesia) dan Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) melakukan kajian dan perumusan strategi pengembangan industri rumput laut nasional secara berkelanjutan, sebagai bahan masukkan bagi kementrian terkait, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi serta para pelaku usaha lainnya yang terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar